Jika Aku adalah Kartini

Kartini menikah muda, meninggal karena melahirkan dalam usia 25 tahun. Harusnya dia pergi ke Belanda karena mendapat beasiswa. Tapi ia memilih tinggal, menikah, jadi istri keempat, tapi diperbolehkan mengajar di sekolah puteri. Selama kegalauan masa pingitan itu, lahirlah buku, Habis Gelap Terbitlah Terang.
Jika aku adalah Kartini, mungkin aku akan bertanya, kenapa aku dipilih sebagai penerima beasiswa ? Kenapa aku harus menjadi istri keempat ? tak adakah pria ningrat yang bisa mengawiniku menjadi istri pertama ? Segitu rendahkah aku hingga harus menjadi istri keempat? Apa aku nggak cantik ? Kenapa Belanda itu lebih menghargai aku ? aku ingin keliling dunia........

Aku melihat dimasa depan banyak yang akan mencari jalan yang kulupakan. Bisakah aku hidup pada masa itu saja ? Hal-hal yang membosankan ini.... kenapa aku mati begitu muda ? Kenapa aku tak bisa melahirkan? Aku sepertinya tak diciptakan untuk melahirkan. Apakah jalanku akan lain bila aku kawin dengan si Belanda itu ?

Tak mengerti dan tak ingin kupungkiri ... aku memilih jalanku... seandainya aku bertemu Tjut Nya' Dhien, akan kukatakan padanya ... aku rela mati dalam perang.

Aku ingin berdansa, tapi dengan kebaya ini, tak pantas rasanya. aku ingin berbahasa yang aneh itu... tapi tak enak kedengarannya. Aku mengerti hidup yang seharusnya. Semua kakak-kakakku menjalani itu... kenapa aku tidak. Walau dosa apa yang kupikul hingga orang tuaku menyerahkanku pada laki-laki yang sudah beristri tiga.... mungkin ia dengar yang tidak-tidak tentangku. Bahwa beasiswa itu adalah aib. Negara ini dijajah oleh sesuatu yang menurutku baik, tapi tetap saja mereka adalah penjajah. Banyak yang terlecehkan. Tapi tidak laki-laki yang kukenal itu. Atau ia hanya merayuku saja....Aku adalah simbol negara ini , takkan kubiarkan runtuh, kain batik adalah sesuatu yang sakral, takkan kubiarkan lepas..

Walau sebenarnya aku ingin berlari... tapi takkan kukejar layang-layang jatuh... sebab tak tentu rimbanya. Dan ketika kutahu Agus telah jadi orang hebat... oh betapa aku iri padanya... janji surga itu benar....


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Akuntansi Pemerintahan (1)

PPBS : PLANNING , PROGRAMMING DAN BUDGETING SYSTEM, ANALISA PENGANGGARAN DARI SISI BELANJA DI INDONESIA

Akuntansi Dana