Pria, Manusia Ambisius Ketika Tak Ada Perang

Hari ini mendung terlihat diluar sana , hujan rintik mulai membasahi jaket jeans kesayanganku. Kereta menurunkan aku di tempat asing. Tawa penjual sandal mengagetkan aku dari lamunan. Tiba-tiba mataku terpaku pada poster film 300 hundred, film yang menjadi bahan perbincangan karena animasinya yang berbaur dengan figur-figur manusia yang nyata. Film itu mengisahkan peperangan antara Sparta dan Persia dan kita akan disuguhi profil tentara-tentara sparta yang berotot, khas pria. Berbeda dengan dewi athena, dewi perang Yunani yang menjadi simbol kaumnya "Athena", atau valkyrie , atau Joan of Arch si pembawa bendera suci kaum vatikan. Apa jadinya bila dunia ini tak memberi tempat untuk laki-laki berperang dan wanita bisa turun menggantikan posisinya ? Kemana ambisi mereka akan disalurkan ? Wilayah peperangan mana yang akan mereka pilih ? Jika di suku-suku tertentu melegalkan perang, maka di ibukota ini dimana mereka melegalkan diri untuk berperang ?
Aku tak bisa menghindari hujan yang terlanjur akrab dengan dinginnya kakiku. Aku punya harapan bahwa tiap manusia di dunia ini memiliki medan perangnya masing-masing melawan kejahatan dan penindasan. Bukan melawan "prominent" bergelar yang sama dengannya. Ambisi yang aku takut akan menghancurkan segalanya, berbicara tak mengenal waktu. Lima puluh tahun lagi kami mundur dari medan perang. Jejak kami tak ada. Yang aku sisakan hanyalah blog ini, mungkin. Aku mendoakan bahwa mereka tetap mendengar suara-suara tak berarti, mimpi-mimpi yang tak terurai, mendengarkan suara "tolong", menggagalkan ego untuk aura negatif. Dalam doa kami tak pernah putus ketika perang akan datang, perang melawan ambisi.
Pria adalah manusia dengan satu kelegaan, ketika pulang berperang, menjaga harga diri tanahnya, keluarganya, nama baiknya, maka ia berharap disambut dengan penuh penghargaan. Pertanyaannya ? Berperang melawan siapa mereka ini sekarang ? Demi apa atau siapa ? Pria-pria ini pulang dengan terluka, tak ada upacara penyambutan, bahkan sekedar tawa yang tulus. Karena, mereka pulang ke tempat yang salah....
Sepenggalah waktu kulihat hujan mulai berhenti dan seorang lelaki tua mengemis, aku memberinya seribu, just in case saya tidak bertemu dengannya lagi keesokan harinya. Bila dunia tak menghargainya, hujan lebih akrab dengannya. lalu kuhabiskan waktu dengan membaca Law of Attraction, meskipun sdh tak asing lagi. Saya berharap semua makhluk Tuhan bisa tertawa seperti saya sekarang ini. Mensyukuri bahwa masih ada yang menyayangi saya, masih ada yang memusuhi saya, semua buat saya adalah proses mencoba membangun hubungan baik antar sesama manusia. Dalam hati saya ingin agar sholat saya tak sia-sia, kemunafikan saya luntur, dan ingin semua yang saya cintai menemukan cinta sejati, dan berguna bagi orang di sekitarnya...... cinta bagi saya adalah ketulusan untuk mengorbankan apa yang paling saya cintai, menciptakan anak tangga bagi seseorang adalah kebahagiaan besar bagi saya.......entah itu pria atau wanita, entah itu ambisi atau ilusi....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Akuntansi Pemerintahan (1)

PPBS : PLANNING , PROGRAMMING DAN BUDGETING SYSTEM, ANALISA PENGANGGARAN DARI SISI BELANJA DI INDONESIA

Akuntansi Dana