KIAMAT SUDAH DEKAT BAGI SI KECIL

Saya pulang ke rumah tepat jam 9 malam, cuci muka terus tidur. Paginya seperti biasa, saya bangun agak siang. Dan, mulai mencari-cari waktu untuk menginterogasi mbak-mbak yang sudah menggantikan fungsi saya sebagai ibu seharian. "Kemarin Hali nangis terus mbak, di kamar mandi nangis, ganti baju nangis, mau tidur juga nangis"cerita si mbak. Dalm hati saya agak terkejut, soalnya anak saya ini bukan tipe orang yang suka memendam perasaan sendirian, trus nangis tanpa sebab. "Dia bilang, surat al Zalzalah, bumi bergoncang membuat dia nangis". Ternyata Ibu Guru yang tersayang, habis bercerita tentang kiamat, dimana langit runtuh dan bumi bergoncang. Kaya tomat di blender (dalam pikiranku membayangkan kiamat seperti apa), hmmmm enak juga ngejus (mulai kemana-mana pikiran ini, habisnya hari ini panas bener). Hehehehe.....biasalah, langsung saya mengindoktrinasi kalau Tuhan pasti menolong orang-orang yang rajin sholat, "Jadi kamu jangan takut sama kiamat". Dalam hati, saya berpikir bagaimana kalau sang ibu guru bercerita tentang surga dan neraka ? Lain kali saya ingin ketemu sang ibu guru.
Tiba waktunya buat saya untuk melakukan perenungan, sebenarnya apa porsi saya di dunia, semenjak ada seseorang yang berkata pada saya tentang lakon, sangkan paraning dumadi. Tapi saya merasa seperti saint yang ditunjuk atas perintah Tuhan yang suci, yang bisa melakukan segalanya asal kita tekun. Dunia tetap akan kiamat, walau saya tak ada? Nggak, bukan gitu. aku hanya menjalankan apa yang didepan mata tanpa motivasi apapun. Lebih pada, mencari arti dan bentuk pledoi humanism, yang mudah-mudahan tak sia-sia. Aku adalah aku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Akuntansi Pemerintahan (1)

PPBS : PLANNING , PROGRAMMING DAN BUDGETING SYSTEM, ANALISA PENGANGGARAN DARI SISI BELANJA DI INDONESIA

Akuntansi Dana