Parental Discrimination

Hari ini kami ngebahas tentang perlakuan orang tua kepada anak-anaknya menurut urutan kelahiran. Gita bilang, " Kakak gue yang pertama paling disayang, abis dia sakit melulu". Aku penasaran," Pasti di keluarga kamu yang paling dibiarin ?" Jus wortel strawberry menggelegak pelan dalam mulutku. (asem). "Iya, coba aku lahir jaman sekarang, EQ lebih dihargai dibanding IQ, gue paling stupid di rumah",( sotonya asin). Aku diam aja. Dalam hati emang dulu aku disayang soalnya sering dapet nilai bagus waktu sekolah. Cuma, dia ga tau sengsaranya kalo dapet nilai yang ga bagus. Akhirnya pelarian ke tempat-tempat jauh, gununglah, ngerjain oranglah, taruh garam di gelas papa lah, dll. Dulu aku juga bukan orang yang berani gagal, sampai2 mencari jalan untuk pulang kerumahpun, aku takut gagal. jadinya lebih baik ga pergi kemana-mana. HMMM.... sebenernya aku juga takut peristiwa temenku menimpa kedua anakku. Aku lebih sayang sama anak pertama, disadari apa nggak. Soalnya Hali mengalami masa-masa dimana cobaan banyak datang. Kalo udah stress biasanya aku nangis dan anakku itu jadi terheran-heran sambil terbayang perasaan bersalah di wajahnya yang mungil. Life is supposed to be good now, tapi aku merasa ga berbuat adil sama anakku yang nomor dua, Zen. Bahkan aku takut menyentuhnya, atau memarahinya. karena aku ngerasa dia bukan milikku seorang. Banyak yang berpartisipasi dalam mengasuhnya. Dan aku, kebanyakan hanya jadi penonton. Fahrie bilang, kamu belajar ikhlas, nanti aku ajari ilmu ikhlas....Kata-kata itu mengingatkanku pada betapa seharusnya aku bersyukur atas kondisi saat ini. Jangan terulang lagi pembedaan itu. Aku sendiri paling ga suka diperbandingkan apalagi sama orang tuaku sendiri. Oh, aku memandang wajah mereka berdua, Hali dan Zen sama-sama cantik !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Akuntansi Pemerintahan (1)

PPBS : PLANNING , PROGRAMMING DAN BUDGETING SYSTEM, ANALISA PENGANGGARAN DARI SISI BELANJA DI INDONESIA

Akuntansi Dana